Jumat, 09 November 2012

BERCERMIN PADA MASA LALU


Peristiwa yang pernah terjadi mungkin bisa dilupakan, tapi tak mungkin dihilangkan. Ia akan tetap ada dan harus dijadikan cermin

“Kukatakan pada kalian seperti apa yang diucapkan Yusuf kepada saudara-saudaranya. Pergilah! Kalian semua bebas!”, ujar Rasulullah saw lantang dihadapan ribuan penduduk Makkah.

Rasulullah memaklumatkan amnesti untuk kaum Quraisy atas sikap mereka memusihi kaum muslimin sebelumnya. Hanya beberapa nama saja yang dijatuhi hukuman mati. Nama Ikrimah bin Abu Jahal tercantum dalam urutan pertama. Karenanya, ia melarikan diri ke Yaman.

Sementara itu, Ummu Hakim, istri Ikrimah dan sepuluh orang wanita Quraisy, menghadap Rasulullah. Mereka memohon pengampunan dan menyatakan bai’at dihadapan beliau. Dalam pertemuan itu, Ummu Hakim memintakan pengampunan untuk suaminya.

Setelah pertemuan itu, Ummu Hakim segera berangkat mencari suaminya, ia berhasil menemukan Ikrimah di pantai laut Merah. Saat itu, Ikrimah sedang bersiap-siap berlayar. Sang istri segera membawanya kembali menghadap Rasulullah saw yang memang telah memaafkannya. Di hadapan Rasulullah saw, Ikrimah mengucapkan syahadat dan menyesali perbuatannya. “Demi Allah, kalau umurku panjang, semua nafkah yang dulu kukeluarkan untuk merintangi jalan Allah, akan kulipatkandakan di jalan Allah”, tekad Ikrimah.

Ikrimah menepati janjinya. Setelah masuk Islam, ia menjadi hamba yang rajin beribadah. Seringkali ia menangis dengan air mata berlinang merenungi ayat suci Al-Qur’an yang dibacanya. Ia menggabungkan diri dalam setiap perang, bahkan berdiri di garda terdepan.

Ketika terjadi perang Yarmuk, Ikrimah maju berperang habis-habisan. Melihat tindakan nekad itu, Khalid bin Walid yang menjadi panglima pasukan segera mengejar. “Ikrimah, engkau jangan bodoh! Kembali! Kematianmu adalah kerugian besar bagi kaum muslimin.

namunIkrimah tidak memperdulikan peringatan tersebut. “Biarkan saja ya JKhalid! Biarkan saya menebus dosa-dosa yang telah lalu. Saya telah memerangi Rasulullah dalam beberapa medan peperangan. Pantaskah setelah masuk Islam saya lari dari tentara Romawi ini? Tidak! Sekali-kali tidak!”. Kemudian ia berteriak, “Siapakah yang berani mati bersama saya?”. Beberapa orang segera melompat ke samping Ikrimah. Kemudian menerjang ke depan, menghalau pasukan lawan yang terus maju. Akhirnya, mereka berhasil memukul mundur pasukan Romawi.

Di akhir pertempuran, di bumi Yarmuk berjejer tiga mujahid muslim dalam keadaan kritis. Mereka yang menderita luka yang sangat parah itu adalah Al Harits bin Hisyam, ‘Ayyasy bin Abi Rabi’ah dan Ikrimah bin Abu Jahal.

Al Harits minta air minum. Ketika air didekatkan ke mulutnya, ia melihat Ikrimah dalam keadaan seperti yang ia alami. “Berikan dulu air kepada Ikrimah!” ujar Al Harits.
Ketika air didekatkan ke mulut Ikrimah, ia melihat ‘Ayyasy menengok kepadanya. “Berikan dulu kepada ‘Ayyasy!” ujarnya.
Ketika air minum didekatkan ke mulut ‘Ayyasy, dia telah meninggal. Orang yang memberikan air minum segera kembali ke hadapan Harits dan Ikrimah,namun keduanya pun telah meninggal.

Ikrimah bukanlah satu-satunya sahabat Rasulullah yang mempunyai masa kelam. Umar bin Khaththab juga punya masa-masa gelap yang begitu membekas dalam ingatannya. Tak jaran ia menangis terisak lantaran masa lalunya. Air matanya berderai ketika mengenang anak perempuannya yang ia kubur hidup-hidup. Sering ia menangis sendirian di tengah sepinya malam saat mengingat sikapnya kepada Rasulullah dan kaum muslimin.

Setiap orang punya masa lalu. Ada yang buruk dan ada yang baik. Seorang manusia tak bisa menghilangkan sejarah dan masa lalunya. Semua yang pernah terjadi mungkin bisa dilupakan, tetapi tak mungkin dihilangkan. Ia akan tetap ada dan menjadi cermin bagi pelakunya sendiri atau orang lain.

Dalam Islam, masa lalu tak boleh dijadikan catatan sejarah semata. Ia harus memberikan manfaat. Diantaranya, masa lalu dapat dijadikan cermin. Pelaku atau orang lain, harus menjadikan masa lalu sebagai kaca untuk melihat diri. Apa yang buruk di masa lalu, tak boleh lagi terulang. Apa yang terlihat baik, harus ditingkatkan.

Para sahabat Rasulullah saw adalah sosok-sosok yang begitu nyata menjadikan masa lalau sebagai cermin. Semangat mereka begitu besar untuk menebus kesalahan masa lalu. Hampir semua sahabat yang dulunya memusihi Rasulullah saw, menjadi pendukung setia kaum muslimin setelah mereka memeluk Islam. Masa lalu, seharusnya menjadi seperti bahan bakar yang terus memacu menuju perbaikan.

Selain sebagai cermin, masa lalu adalah juga kumpulan anak tangga sejarah yang harus disambung dengan jenjang berikutnya. Apa yangn terjadi hari ini akan menjadi masa lalu yang teramat berharga bagi generasi berikutnya. Hari ini akan menjadi salah satu jenjang asari anak tangga sejarah yang harus disambung.

Masa lalu yang paling dekat dengan kita adalah masa lalu diri sendiri. Tak yang banyak mengetahi secara detil baik, buruk dan pahit, manis hidup, kecuali diri kita sendiri. Selayaknya, jangan orang lain yang mengambil cermin hidup kita, tetapi kita sendiri yang berkaca. Teramat malang nasib seseorang kala dirinya hanya menjdi cermin bagi orang lain. Betapa beruntungnya seseorang saat menjadikan masa lalu dirinya dan orang lain sebagai cermin untuk menata hidup. Agar masa lalu bersih dan menjadi cermin bagi semua orang, hari-hari yang sedang kita lewati harusdiisi dengan kebaikan. Sebab, detik-detik yang sedang kita titi, dalam sekejap akan menjadi masa lalu yang tak pernah kembali.

Seperti disabdakan Rasulullah saw, manusia hanya akan menjadi salah satu dari empat jenis.”Diantara manusia ada yang dilahirkan dalam keadaan beriman, hidup sebagai seorang mikmin, dan meninggal sebagai seorang mukmin. Ada yang dilahirkan dalam keadaan kafir, hidup dalam keadaan kafir, dan meninggal dalam kekafiran. Ada yang lahir dalam keadaan beriman, hidup sebagai mukmin, dan mati dlama kekafiran. Ada juga yang lahir dalam kekafiran, hidup sebagai orang kafir dan meninggal dalam keadaan beriman”, (HR Tirmidzi, Ahmad dan Hakim).

Setiap orang berhak memilih keempat jenis tersebut. Setiap orang berhak memilih jalan hidupnya.Allah berfirman, “Dan katakanlah, ‘Kebenaran itu datang dari Tuhanmu; maka siapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan siapa yang ingin (kafir), biarlah ia kafir’. Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka”. (QS al-Kahfi : 29).

Akhirnya, marilah kita bercermin pada masa lalu, bekerja untuk hari ini, dan menata hari esok. Itulah cara kita mengisi hidup.

Disadur dari Majalah Sabili Edisi 25 September 2003



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tolong jangan memberikan komentar yang menyudutkan, agitasi ataupun berbau ras.. Terima Kasih. -NS-

JEJAK PEDULI DI TEKASALO

JEJAK PEDULI DI TEKASALOKemitraan – KBCF. Program yang baik adalah yang mampu menciptakan kemandirian. Begitulah... Posted by Salim L...