Minggu, 18 November 2012

la Viola ala Grogot



la Viola di Bumi Buen Kesong

Pernahkah Anda mendengar tentang la Viola? Bagi penggemar sepak bola Serie A Italia, pasti tahu tentang la Viola. Apalagi jika Anda adalah fans klub sepakbola Fiorentina. Ya, la Viola adalah nama pendukung klub yang bermarkas di Kota Firenze Italia tersebut.la viola berarti ungu. Ungu mendominasi warna jersey kebesaran klub yang membesarkan nama Gabriella Batistita itu.

Ternyata, la Viola tidak hanya milik kota Firenze. Dalam versi yang berbeda, la Viola juga terdapat di Kota Tanah Grogot Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Itulah kesan pertama yang tertangkap saat saya berkunjung selama tiga hari ke Tanah Grogot beberapa waktu lalu. Kabupaten yang memiliki semboyan “Paser Buen Gesong” yang berarti “Paser Berhati baik” ini didominasi oleh warna ungu, khususnya pada gedung-gedung pemerintahan sarana umum  dan layanan publik hingga trotoar jalan. Bahkan, lihatlah, Kantor Bupati dihiasi dengan warna umum mulai dari gedung utama hingga lapangan upacara. Ya, lapangan upacara pun berwarna ungu, membentuk sebuah pemandangan unik.  

Entah apa yang membuat Kabupaten ini mengambil ungu sebagai warna khas. Menurut penuturan warga setempat, warna ungu adalah paduan atau pencampuran warna dari koalisi dua parpol besar yang mengusung pasangan Bupati dan Wakil Bupati saat ini yang telah memimpin dua periode. Entah benar atau tidak, masih perlu penjelasan selanjutnya. Mungkin saja ada penjelasan filosofis yang lain. Nanti, kalau kembali ke Grogot akan kutanyakan kembali alasan filosofisnya.

Geliat pembangunan di Tanah Grogot sangat terasa saat memasuki wilayah Kota Grogot. Anda akan disuguhi pemandangan artistik landscape kota. Dari jauh, terlihat deretan bangunan megah yang dihiasi dengan sebuah kolam atau “danau besar” di depannya. Bangunan Rumah Sakit Umum Daerah dan bangunan pemerintahan lainnya, yang tentu saja bisa dikenali dari ciri khasnya, warna ungu!. Jika malam hari tiba, kerlip cahaya lampu jalan yang berjejer rapi semakin menambah indahnya panorama bagian pintu masuk paling depan dari kota ini. Patut ditunggu, keindahan seperti apa yang disuguhkan jika proyek pembangunan berbagai gedung milik pemerintah ini telah selesai, karena saat ini sedang dalam tahapan pembangunan.

Di bagian belakang kota, Anda bisa menikmati jajanan yang berjejer di sepanjang tepian sungai. Anda juga bisa menikmati pemandangan sungai dengan latar belakang jembatan megah dengan konstruksi lengkung dan diberi paduan warna hijau dan ungu. Di bagian depan jembatan, terdapat tugu yang sisinya membentuk segitiga dan diatasnya berdiri kokoh patung putri kesong.

Jika berdiri membelakangi sungai, akan terlihat keindahan bangunan bekas MTQ yang terbuat dari beton dan berlantai keramik. Bangunan ini memiliki banyak pintu dengan satu gerbang utama. Di sisi kiri kanan gerbang utama terdapat pilar tiang masing-masing tiga buah. Jumlah enam pilar ini melambangkan rukun Iman. Terdapat pula lima kubah besar berwarna hijau yang melambangkan rukun Islam serta kubah-kubah kecil yang keseluruhannya berjumlah 17 buah. Jumlah ini melambangkan jumlah rakaat dalam shalat lima waktu. Jumlah pintunya banyak, entah berapa jumlahnya saya belum sempat menghitungnya. Bangunan MTQ yang dibangun beberapa tahun lalu itu sekilas mirip Taj Mahal di India yang sangat fenomenal itu. Tentu saja dengan keunikannya tersendiri, berwarna ungu!.

Inilah keunikan tersendiri dari Tanah Grogot, bumi buen kesong. Bumi Paser Berhati Baik. Kabupaten yang didominasi warna ungu. Sampai kapan warna ungu ini akan tetap dominan menghiasi daerah ini? Patut ditunggu perkembangan selanjutnya seusai periode kepemimpinan sekarang. Karena sebelumnya hijau menjadi warna dominan yang menghiasi gedung-gedung pemerintahan dan sarana umum. Saya membayangkan Tanah Grogot berubah menjadi biancoceleste alias biru langit. Biancoceleste adalah sebutan bagi tim lain dari klub sepakbola Italia, Lazio (maklum, Saya adalah seorang laziale, sebutan bagi para fans Lazio). Apakah warna ungu akan berganti dengan warna lain? Ataukah satu saat nanti biancoceleste benar-benar akan hadir di Kabupaten Pasir? Wallahu’alam.




Jumat, 09 November 2012

BERCERMIN PADA MASA LALU


Peristiwa yang pernah terjadi mungkin bisa dilupakan, tapi tak mungkin dihilangkan. Ia akan tetap ada dan harus dijadikan cermin

“Kukatakan pada kalian seperti apa yang diucapkan Yusuf kepada saudara-saudaranya. Pergilah! Kalian semua bebas!”, ujar Rasulullah saw lantang dihadapan ribuan penduduk Makkah.

Rasulullah memaklumatkan amnesti untuk kaum Quraisy atas sikap mereka memusihi kaum muslimin sebelumnya. Hanya beberapa nama saja yang dijatuhi hukuman mati. Nama Ikrimah bin Abu Jahal tercantum dalam urutan pertama. Karenanya, ia melarikan diri ke Yaman.

Sementara itu, Ummu Hakim, istri Ikrimah dan sepuluh orang wanita Quraisy, menghadap Rasulullah. Mereka memohon pengampunan dan menyatakan bai’at dihadapan beliau. Dalam pertemuan itu, Ummu Hakim memintakan pengampunan untuk suaminya.

Setelah pertemuan itu, Ummu Hakim segera berangkat mencari suaminya, ia berhasil menemukan Ikrimah di pantai laut Merah. Saat itu, Ikrimah sedang bersiap-siap berlayar. Sang istri segera membawanya kembali menghadap Rasulullah saw yang memang telah memaafkannya. Di hadapan Rasulullah saw, Ikrimah mengucapkan syahadat dan menyesali perbuatannya. “Demi Allah, kalau umurku panjang, semua nafkah yang dulu kukeluarkan untuk merintangi jalan Allah, akan kulipatkandakan di jalan Allah”, tekad Ikrimah.

Ikrimah menepati janjinya. Setelah masuk Islam, ia menjadi hamba yang rajin beribadah. Seringkali ia menangis dengan air mata berlinang merenungi ayat suci Al-Qur’an yang dibacanya. Ia menggabungkan diri dalam setiap perang, bahkan berdiri di garda terdepan.

Ketika terjadi perang Yarmuk, Ikrimah maju berperang habis-habisan. Melihat tindakan nekad itu, Khalid bin Walid yang menjadi panglima pasukan segera mengejar. “Ikrimah, engkau jangan bodoh! Kembali! Kematianmu adalah kerugian besar bagi kaum muslimin.

namunIkrimah tidak memperdulikan peringatan tersebut. “Biarkan saja ya JKhalid! Biarkan saya menebus dosa-dosa yang telah lalu. Saya telah memerangi Rasulullah dalam beberapa medan peperangan. Pantaskah setelah masuk Islam saya lari dari tentara Romawi ini? Tidak! Sekali-kali tidak!”. Kemudian ia berteriak, “Siapakah yang berani mati bersama saya?”. Beberapa orang segera melompat ke samping Ikrimah. Kemudian menerjang ke depan, menghalau pasukan lawan yang terus maju. Akhirnya, mereka berhasil memukul mundur pasukan Romawi.

Di akhir pertempuran, di bumi Yarmuk berjejer tiga mujahid muslim dalam keadaan kritis. Mereka yang menderita luka yang sangat parah itu adalah Al Harits bin Hisyam, ‘Ayyasy bin Abi Rabi’ah dan Ikrimah bin Abu Jahal.

Al Harits minta air minum. Ketika air didekatkan ke mulutnya, ia melihat Ikrimah dalam keadaan seperti yang ia alami. “Berikan dulu air kepada Ikrimah!” ujar Al Harits.
Ketika air didekatkan ke mulut Ikrimah, ia melihat ‘Ayyasy menengok kepadanya. “Berikan dulu kepada ‘Ayyasy!” ujarnya.
Ketika air minum didekatkan ke mulut ‘Ayyasy, dia telah meninggal. Orang yang memberikan air minum segera kembali ke hadapan Harits dan Ikrimah,namun keduanya pun telah meninggal.

Ikrimah bukanlah satu-satunya sahabat Rasulullah yang mempunyai masa kelam. Umar bin Khaththab juga punya masa-masa gelap yang begitu membekas dalam ingatannya. Tak jaran ia menangis terisak lantaran masa lalunya. Air matanya berderai ketika mengenang anak perempuannya yang ia kubur hidup-hidup. Sering ia menangis sendirian di tengah sepinya malam saat mengingat sikapnya kepada Rasulullah dan kaum muslimin.

Setiap orang punya masa lalu. Ada yang buruk dan ada yang baik. Seorang manusia tak bisa menghilangkan sejarah dan masa lalunya. Semua yang pernah terjadi mungkin bisa dilupakan, tetapi tak mungkin dihilangkan. Ia akan tetap ada dan menjadi cermin bagi pelakunya sendiri atau orang lain.

Dalam Islam, masa lalu tak boleh dijadikan catatan sejarah semata. Ia harus memberikan manfaat. Diantaranya, masa lalu dapat dijadikan cermin. Pelaku atau orang lain, harus menjadikan masa lalu sebagai kaca untuk melihat diri. Apa yang buruk di masa lalu, tak boleh lagi terulang. Apa yang terlihat baik, harus ditingkatkan.

Para sahabat Rasulullah saw adalah sosok-sosok yang begitu nyata menjadikan masa lalau sebagai cermin. Semangat mereka begitu besar untuk menebus kesalahan masa lalu. Hampir semua sahabat yang dulunya memusihi Rasulullah saw, menjadi pendukung setia kaum muslimin setelah mereka memeluk Islam. Masa lalu, seharusnya menjadi seperti bahan bakar yang terus memacu menuju perbaikan.

Selain sebagai cermin, masa lalu adalah juga kumpulan anak tangga sejarah yang harus disambung dengan jenjang berikutnya. Apa yangn terjadi hari ini akan menjadi masa lalu yang teramat berharga bagi generasi berikutnya. Hari ini akan menjadi salah satu jenjang asari anak tangga sejarah yang harus disambung.

Masa lalu yang paling dekat dengan kita adalah masa lalu diri sendiri. Tak yang banyak mengetahi secara detil baik, buruk dan pahit, manis hidup, kecuali diri kita sendiri. Selayaknya, jangan orang lain yang mengambil cermin hidup kita, tetapi kita sendiri yang berkaca. Teramat malang nasib seseorang kala dirinya hanya menjdi cermin bagi orang lain. Betapa beruntungnya seseorang saat menjadikan masa lalu dirinya dan orang lain sebagai cermin untuk menata hidup. Agar masa lalu bersih dan menjadi cermin bagi semua orang, hari-hari yang sedang kita lewati harusdiisi dengan kebaikan. Sebab, detik-detik yang sedang kita titi, dalam sekejap akan menjadi masa lalu yang tak pernah kembali.

Seperti disabdakan Rasulullah saw, manusia hanya akan menjadi salah satu dari empat jenis.”Diantara manusia ada yang dilahirkan dalam keadaan beriman, hidup sebagai seorang mikmin, dan meninggal sebagai seorang mukmin. Ada yang dilahirkan dalam keadaan kafir, hidup dalam keadaan kafir, dan meninggal dalam kekafiran. Ada yang lahir dalam keadaan beriman, hidup sebagai mukmin, dan mati dlama kekafiran. Ada juga yang lahir dalam kekafiran, hidup sebagai orang kafir dan meninggal dalam keadaan beriman”, (HR Tirmidzi, Ahmad dan Hakim).

Setiap orang berhak memilih keempat jenis tersebut. Setiap orang berhak memilih jalan hidupnya.Allah berfirman, “Dan katakanlah, ‘Kebenaran itu datang dari Tuhanmu; maka siapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan siapa yang ingin (kafir), biarlah ia kafir’. Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka”. (QS al-Kahfi : 29).

Akhirnya, marilah kita bercermin pada masa lalu, bekerja untuk hari ini, dan menata hari esok. Itulah cara kita mengisi hidup.

Disadur dari Majalah Sabili Edisi 25 September 2003



ISYARAT



ISYARAT

Suatu malam di sebuah rumah, seorang anak usia tiga tahun sedang menyimak sebuah suara. “Ting…ting…ting! Ting…ting…ting!” Pikiran dan matanya menerawang ke isi rumah. Tapi, tak satupun yang jas jadi jawaban.

“Itu suara pedagang bakso keliling, Nak!”, suara sang ibu menangkap kebingungan anaknya. “Kenapa ia melakukan itu, Bu?” Tanya sang anak polos. Sambil tersenyum, ibu itu menghampiri. “Itulah isyarat. Tukang bakso cuma ingin bilang, ‘Aku ada di sekitar sini!” jawab si ibu lembut.

Beberapa jam setelah itu, anak kecil tadi lagi-lagi menyimak suara asing. Kali ini berbunyi beda. Persis seperti klakson kendaraan. “Teeet…teeet…teeet!”. Ia melongok lewat jendela. Sebuah gerobak dengan lampu petromak tampak didorong oleh seseorang melewati jalan depan rumahnya. Lagi-lagi, anak kecil itu bingung. Apa maksud suara itu, padahal tak sesuatu pun menghalangi jalan. Kenapa mesti membunyikan klakson. Sember lagi!

“Anakku. Itu tukang sate ayam. Suara klakson itu isyarat. Ia pun cuma ingin mengatakan, ‘Aku ada di dekatmu! Hampirilah!” ungkap sang ibu yang lagi-lagi menangkap kebingungan anaknya. “Koq ibu tahu?” kilah si anak lebih serius. Tangan sang ibu membelai rambut anaknya. “Nak, bukan Cuma ibu yang tahu. Semua orang dewasa pun paham itu. Simak dan pahamilah. Kelak, kamu akan tahu isyarat-isyarat itu!” ucap si ibu dengan penuh kasih sayang.
***

Diantara kedewasaan melakoni hidup adalah kemampuan menangkap dan memahami isyarat, tanda, simbol dan sejenisnya. Mungkin, itulah bahasa tingkat tinggi yang dianugerahi Allah buat makhluk yang bernama manusia.

Begitu efisien, begitu efektif. Tak perlu berteriak, tak perlu menerabas batas-batas etika; orang bisa paham maksud pembicara. Cukup dengan berdehem ‘ehm’ misalnya, orang pun paham kalau di ruang yang tampak kosong itu masih ada yang tinggal.

Di pentas dunia ini, alam kerap menampakkan seribu satu isyarat. Gelombang laut yang tiba-tiba naik ke daratan, tanah yang bergetar kuat, cuaca yang tak lagi mau teratur, angina yang tiba-tiba mampu menerbangkan rumah, dan virus mematikan yang entah dari mana sekonyong-konyong hinggap di kehidupan manusia.

Itulah bahasa tingkat tinggi yang cuma bisa dimengerti oleh meraka yang dewasa. Itulah isyarat Tuhan: “Aku selalu di dekatmu, kemana pun kau menjauh!”. Simak dan pahamilah. Agar, kita tidak seperti anak kecil yang cuma bisa bingung dan gelisah dengan kentingan tukang bakso dan klakson pedagang sate ayam.

Sumber : Muhammad Nuh, Majalah Saksi, 17 Agustus 2005


Kamis, 08 November 2012

Maluku Mempesona Dunia



NEGERI NIRWANA ITU BERNAMA MALUKU
Serpihan kenangan di Jazirah Para Raja
Nusaniwe Tanjung Alang Labuan Raja
Pasir putih Tanjung Benteng manise
Kapal-kapal deng perahu pun berlayar
Masuk Ambon dan keluar Ambone
Sio apa tempo kulihat lagi
Ambon tanah asalku…


Apa kata yang paling pantas untuk menyebutkan Maluku? Indah!!! Hanya satu kata itu yang mampu menggambarkan sejuta pesona alam Maluku yang membuai siapa saja. Mungkin kata lain yang juga pantas disematkan adalah ; Luar Biasa!!!

Maluku adalah negeri legenda. Maluku mempesona dunia. Pesonanya tersohor hingga ke ujung Eropa. Pesona imilah yang menggerakkan para pedagang Arab serta pelaut dari Spanyol dan Portugis berabad-abad lalu rela membelah lautan hanya untuk menemukan negeri surgawi ini. Bahkan, Spanyol pernah melenyapkan letak kepulauan Maluk dari peta dunia agar tak diketahui oleh pelaut-pelaut asing yang sangat bernafsu datang ke Maluku.

Nama Maluku diambil dari istilah “jazirah al-mulk” yang berarti semenanjung raja-raja. Sebagian besar wilayah Maluku adalah lautan, yang menyimpan pesonanya tersendiri. Bagi Maluku, lautan adalah anugrah, selain hasil bumi berupa rempah-rempah. Sempurna! Maha Besar karya Ciptaan Allah. Di atas bumi Maluku tumbuh pala, cengkeh dan rempah-rempah. Di bawah laut Maluku tersimpan pesona keindahan luar biasa. Laut Banda sangat melegenda dengan keindahan taman bawah lautnya. Di kedalaman lautnya yang biru tumbuh aneka ragam terumbu karang yang berwarna warni, dikelilingi aneka macam ikan hias. Kombinasi pesona darat dan keindahan bawah laut inilah yang kemudian Maluku dijuluki sebagai kepulauan surga.

Co be continued….
Maluku, tunggu beta bale..







Papeda, makanan khas Maluku. Terbuat dari Sagu dan biasanya ditemani dengan ikan kuah kuning.Dimakan dengan cara diputar/dipelintir dengan stik kayu atau sendok.

Kontemplasi



Kontemplasi dapat diartikan sebagai perenungan atau berpikir mendalam untuk mencari nilai-nilai, makna, manfaat dan tujuan kehidupan.

Blog ini berisi catatan yang terserak dari sekian banyak ibroh yang diperoleh sepanjang kaki melangkah..



Rabu, 07 November 2012

BERSYUKURLAH



BERSYUKURLAH…
Sebuah kontemplasi diri

Menelusuri jejak langkah dalam tiap episode hidup selalu memberikan ibroh dan pelajaran hidup yang sungguh mengagumkan. Diantara jejak itu adalah melihat realitas kehidupan kaum marginal dan terpinggirkan. Komunitas yang seolah hidup di “dunia lain” dengan segala keunikannya sendiri.

Inilah potret serpihan kehidupan. Bahwa apa yang kita saksikan dalam episode perjalanan hidup, seharusnya membuat kita makin bersyukur. Bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah. Bersyukur bahwa kita masih diberikan kesempatan untuk melihat dunia yang lebih luas. Bersyukur bahwa kita masih sempat mengenyam pendidikan hingga ke jenjang yang paling tinggi. Bersyukur bahwa kita masih mampu mengulurkan tangan, disaat orang lain justru tak sanggup melakukannya. Bersyukur bahwa kita masih bisa tampil di depan publik dengan segala pengetahuan dan profesi yang kita miliki, di saat ada orang lain hanya mampu berkutat dalam pusaran kehidupannya yang terbatas. Bersyukur bahwa ternyata hidup yang kita rasakan sulit, masih tak berarti apa-apa dibandingkan dengan kehidupan orang lain yang jauh lebih sulit. Kehidupan yang jika saja menimpa diri kita, mungkin saja kita tak mampu menjalaninya.

Potret kehidupan seperti itulah yang ditemukan di daerah-daerah pesisir Kutai Timur dan Kota Bontang. Kehidupan serupa yang kutemui di daerah Meratus Kalimantas Selatan saat aku berkunjung kesana. Kehidupan yang juga dijalani oleh  masyarakat di daerah Hulu Sungai Kahayan Kabupaten Katingan Kalimantan Tengah. Kehidupan yang jauh dari sentuhan teknologi. Jauh dari hingar bingar nan gemerlap. Mereka seolah berada di dunianya sendiri.

Berinteraksi bersama mereka, keramahan mereka, membuat diri tersadar bahwa ibroh itu ada dimana-mana. Keluguan itu tanda keikhlasan mereka. Rela berbagi dengan tetangga meski hanya sepotong singkong. Rela direpotkan tengah malam tuk membantu tetangga yang sedang ditimpa malang. Ikhlas membantu sesama tanpa mengharap pamrih. Ya, keikhlasan. Sesuatu yang telah pudar dihimpit modernisasi. Yang telah hilang ditengah zaman yang mendewakan materi. Wallahu’alam bishowab.

Tanah Borneo, meretas syukur..

PARADOKS NEGERI PETRO DOLLAR



PARADOKS NEGERI PETRO DOLLAR
Catatan Perjalanan Fasilitasi

Siang menyengat. Bekas lumpur masih menempel di sepatu saat melewati jalan lumpur usai hujan kemarin. Panasnya sang mentari belum mampu menguapkan jejak air yang menggenang. Alur jalan yang terhampar tanpa aspal membuatku layaknya seorang crosser. Meliuk, menghindar lubang dan genangan air. Kata seorang sahabat, inilah indahnya menjadi seorang aktivis, seorang fasilitator.

Profesiku membuat aku menjelajahi sudut-sudut sempit, menikmati harmoni alam. Menikmati getir hidup diantara semangat penghuninya. Hari ini untuk yang kedua kali aku kesini. Kampong Teluk Kadere. Kampung yang terletak di sebuah sudut dari negeri Petro Dollar, Kota Bontang Kaltim.

Seorang ibu duduk di hadapanku. Aku sedang melakukan wawancara profil keluarga. Dari roman wajahnya terlihat jelas lukisan sulitnya hidup yang dihadapi. Kerutan wajahnya seolah mewakili kegetiran hidupnya. Dan kisahpun tertutur dari bibirnya…

Juliana, seorang ibu yang memiliki 4 orang anak. Perempuan paruh baya ini tak mampu menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi. Suaminya hanyalah pekerja serabutan. Alih-alih untuk membiayai anaknya sekolah, untuk kebutuhan dapur saja harus menerapkan manajemen “kencangkan ikat pinggang”. Memang ada seorang anaknya yang sekolah di SMP, tapi itupun harus dibiayai oleh pamannya. Sedangkan anaknya yang lain harus puas dengan hanya menempuh pendidikan di sekolah dasar.

“Meski saya tak mempunyai pendidikan. Saya ingin anak saya pintar. Cukuplah orangtuanya yang tidak pandai membaca. Paling tidak jika ada surat, anak saya dapat membacakannya untuk saya”, ujar Juliana. Harapan sederhana, meski untuk mewujudkannya tak sesederhana harapannya.

Sementara itu, di sudut lain ….
Anak-anak sekolah mengendarai sepeda motor dengan anggunnya. Menenteng tas berkilat diantara pernik-pernik aneka warna. HP keluaran terbaru. Seragam rapi bersih. Penampilan yang terkesan “wah”. Tidak jarang malah ditingkahi dengan tawuran.

Apakah anak yang terlahir dari sebuah keluarga miskin tidak berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak? Ataukah sebuah kesalahan terlahir dari keluarga miskin? Andai mereka bisa memilih, anak-anak ini tentu saja akan memilih kehidupan yang lebih layak. Andai bisa memilih, tentu saja mereka lebih memilih berada di ruang-ruang kelas ketimbang harus bergelut dengan parang dan cangkul.

Seperti paradoks panas dan lumpur, kembali kutemukan ironi itu dalam kehidupan nyata, dalam keseharian penduduk Teluk Kadere. Miris! Betapa tidak? Daerah yang kaya raya dengan perusahaan raksasa kelas dunia, masih menyisakan jejak kemiskinan dan kantong-kantong kumuh. Juliana hanyalah salah satu dari sekian banyak keluarga miskin lainnya  di sudut kota petro dollar ini.

Apa yang salah dengan semua ini? Tanpa bermaksud mencari siapa yang salah, kondisi ini tetap saja menggelitik nurani. Meski harus diakui, sudah sangat banyak program yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah pendidikan dan kemiskinan. Tulisan ini tidak bermaksud menyudutkan ataupun memvonis pihak-pihak tertentu. Ini hanya sebagai alarm, hanya sebagai pengingat bahwa disudut kota petro dollar ini masih saja ada komunitas marjinal, yang tidak mampu bersaing bahkan untuk sekadar mempertahankan hak hidup yang layak. Jangan sampai hak mereka tercerabut hanya karena keterbatasan yang ada. Maka tugas kitalah untuk membantu mereka menemukan jalan hidup yang lebih baik.

Awal November 2012, setelah kuputuskan tuk kembali ke “barisan”
ditulis tidak untuk menghakimi, tetapi mengingatkan..



Selasa, 06 November 2012

kontemplasi

KONTEMPLASI dapat diartikan sebagai perenungan atau berpikir mendalam untuk mencari nilai-nilai, makna, manfaat dan tujuan kehidupan.

Blog ini berisi catatan yang terserak dari sekian banyak ibroh yang diperoleh sepanjang kaki melangkah..
Suka berseling duka. Tawa berhias tangis. Itulah bianglala kehidupan. Penuh warna. Tidak selalu putih, jernih dan indah. Kadang kelam menyeruak, kadang gamang menghampiri. Semua itu kan bermuara pada satu hal; HIKMAH. Maka ambillah hikmah itu dimana saja ia berada.Untuk dijadikan pelajaran. Untuk dijadikan Ibroh. Untuk menjadi sebuah KONTEMPLASI.

JEJAK PEDULI DI TEKASALO

JEJAK PEDULI DI TEKASALOKemitraan – KBCF. Program yang baik adalah yang mampu menciptakan kemandirian. Begitulah... Posted by Salim L...