Rabu, 07 November 2012

BERSYUKURLAH



BERSYUKURLAH…
Sebuah kontemplasi diri

Menelusuri jejak langkah dalam tiap episode hidup selalu memberikan ibroh dan pelajaran hidup yang sungguh mengagumkan. Diantara jejak itu adalah melihat realitas kehidupan kaum marginal dan terpinggirkan. Komunitas yang seolah hidup di “dunia lain” dengan segala keunikannya sendiri.

Inilah potret serpihan kehidupan. Bahwa apa yang kita saksikan dalam episode perjalanan hidup, seharusnya membuat kita makin bersyukur. Bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah. Bersyukur bahwa kita masih diberikan kesempatan untuk melihat dunia yang lebih luas. Bersyukur bahwa kita masih sempat mengenyam pendidikan hingga ke jenjang yang paling tinggi. Bersyukur bahwa kita masih mampu mengulurkan tangan, disaat orang lain justru tak sanggup melakukannya. Bersyukur bahwa kita masih bisa tampil di depan publik dengan segala pengetahuan dan profesi yang kita miliki, di saat ada orang lain hanya mampu berkutat dalam pusaran kehidupannya yang terbatas. Bersyukur bahwa ternyata hidup yang kita rasakan sulit, masih tak berarti apa-apa dibandingkan dengan kehidupan orang lain yang jauh lebih sulit. Kehidupan yang jika saja menimpa diri kita, mungkin saja kita tak mampu menjalaninya.

Potret kehidupan seperti itulah yang ditemukan di daerah-daerah pesisir Kutai Timur dan Kota Bontang. Kehidupan serupa yang kutemui di daerah Meratus Kalimantas Selatan saat aku berkunjung kesana. Kehidupan yang juga dijalani oleh  masyarakat di daerah Hulu Sungai Kahayan Kabupaten Katingan Kalimantan Tengah. Kehidupan yang jauh dari sentuhan teknologi. Jauh dari hingar bingar nan gemerlap. Mereka seolah berada di dunianya sendiri.

Berinteraksi bersama mereka, keramahan mereka, membuat diri tersadar bahwa ibroh itu ada dimana-mana. Keluguan itu tanda keikhlasan mereka. Rela berbagi dengan tetangga meski hanya sepotong singkong. Rela direpotkan tengah malam tuk membantu tetangga yang sedang ditimpa malang. Ikhlas membantu sesama tanpa mengharap pamrih. Ya, keikhlasan. Sesuatu yang telah pudar dihimpit modernisasi. Yang telah hilang ditengah zaman yang mendewakan materi. Wallahu’alam bishowab.

Tanah Borneo, meretas syukur..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tolong jangan memberikan komentar yang menyudutkan, agitasi ataupun berbau ras.. Terima Kasih. -NS-

JEJAK PEDULI DI TEKASALO

JEJAK PEDULI DI TEKASALOKemitraan – KBCF. Program yang baik adalah yang mampu menciptakan kemandirian. Begitulah... Posted by Salim L...